GONG dikenal sebagai instrumen kekuasaan transformasional. Ini adalah alat yang dengannya kita ditelan suara total, dan melalui intuisi kita, kita dibawa kembali ke kesehatan optimal dan keseimbangan. Gong adalah alat untuk mendukung manifestasi dari keberadaan harmonis fisik, mental, dan emosional. OM (ohm) nada gong menciptakan keheningan di dalam. Nada berkelanjutan gong menciptakan keabadian. Bangunan kombinasi nada yang menciptakan rasa levitasi atau ringan. Ini adalah kualitas yang unik dari resonansi gong yang mengintegrasikan berbagai elemen menjadi kekuatan sinergi, atau kerukunan fungsional. Kami juga memanggil nada yang dihasilkan oleh gong "nada perasaan," karena kita merasakannya dalam tubuh kita, serta mendengarnya. (terjemahan dari "The Way of the Gong", Don Conreaux - http://www.harmonyofthespheres.net)
Dua paragraf di atas adalah ilmu dari Master Gong Don Conreaux yang menerangkan makna salah satu alat musik tradisional yaitu GONG. Alat musik seperti apa GONG itu?
GONG termasuk kesatuan di dalam alat musik Gamelan, sedangkan Gamelan itu sendiri. Menurut mitologi Jawa, gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka. Beliau adalah dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana yang berada di Gunung Mahendra di daerah Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Alat musik gamelan yang pertama kali diciptakan adalah GONG, yang digunakan untuk memanggil para Dewa. Setelah itu, untuk menyampaikan pesan khusus, Sang Hyang Guru kembali menciptakan beberapa peralatan lain seperti dua GONG, sampai akhirnya terbentuklah seperangkat gamelan. (Gamelan Jawa, nisyacin.blogdetik.com)
GONG, terdiri dari:
GONG, terdiri dari:
GONG yang digantung. Dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu:
- GONG Ageng, adalah gong terbesar dalam Gamelan Jawa dan dipercaya sebagairoh dalam Gamelan. Oleh karena itu, GONG ini sangat dihormati. Biasanya GONG Ageng ditempatkan di belakang Gamelan.
- KEMPUL, adalah GONG gantung yang memiliki ukuran lebih kecil dari GONG Ageng.
Gong yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkai kayu (tempat yang terbuatdari kayu ini kadang disebut Rancakan). Dapat dibedakan dalam 4 (empat) jenis GONG ,yaitu:
1.BONANG
adalah satu set gong yang terdiri dari sepuluh sampai empat belas gong-gong kecil dengan posisi horizontal yang tersusun dalam dua deretan. Ada dua macam Bonang, yaitu:
- Bonang Barung, yaitu Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampaitinggi
- Bonang Panerus, yaitu Bonang berukuran kecil tetapi titinadanya lebih tinggisatu oktaf dibandingkan Bonang Barung.
2.KENONG adalah gong terbesar yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkaikayu. Dalam beberapa Gamelan, satu bingkai kayu dapat berisi 3 (tiga) Kenong.
3.KETUK dan 4.KEMPYANG adalah gong-gong yang diletakkan di sebelah Kenong. Ketuk dan Kempyang selalu ditempatkan dalam sebuah kotak kayu. ( Gamelan Jawa, nisyacin.blogdetik.com )
Bukti otentik pertama tentang keberadaan Gamelan ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah yang berdiri sejak abad ke-8. Padarelief-nya terlihat beberapa peralatan seperti suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, termasuk sedikit gambaran tentang elemen alat musik logam. Perkembangan selanjutnya, gamelan dipakai untuk mengiringi pagelaranwayang dantarian. Sampai akhirnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara parasinden. (Gamelan Jawa, nisyacin.blogdetik.com)
Di Ponorogo juga terdapat alat musik Gamelan yaitu Gamelan Reyog. Dinamakan Gamelan Reyog dikarenakan untuk mengiringi Kesenian Reyog yang di dalamnya terdapat alat musik GONG. Dalam sejarah, pada masa Batoro Katong menjadi Bupati Pertama di Ponorogo yang beragama Islam, Kesenian ini menjadi media da'wah, salah satunya mengenai GONG.
GONG berarti Gung, setiap amal manusia dipertanggungjawabkan dihadapan Yang Maha Agung. GONG di sini juga disebut KEMPUL berasal dari Bahasa Arab “Kafulun” artinya pembalasan atau imbalan. Setiap perbuatan yang kita lakukan akan dicatat oleh malaikat yang selalu menyertai kita. KEMPUL artinya kumpul atau jama’ah. Setelah ditabuh sekali dua kali, tiga kali disusul bunyi gong yang artinya Agung. Lagu yang dibunyikan selalu berakhir dengan bunyi gong. Semua ibadah kita tujukan kepada yang Maha Agung. (Reyog Sebagai Media Da’wah Batoro Katong, elzhito.wordpress.com)
Neng Nong Neng Gung . . .
No comments:
Post a Comment
. . . salam damai dan terima kasih atas komentar dari sobat blogger . . .