Kesenian Reyog telah membawa nama Ponorogo jalan-jalan di daerah lain
hingga di kenal penduduk Bumi. Mungkin penduduk luar Bumi(ciyussssss...he...he...) mengenal kesenian tradisional yang khas ini. Selamat! Terima kasih terucap
untuk leluhur Seniman Kesenian Reyog, yang mungkin tidak menyangka menjadi sorotan
jutaan mata.
Mari kita kembali ke judul, “OBYOKAN”. Sejak saya ikut disalah satu paguyuban Reyog di Ponorogo, cukup sering mendengar kata tersebut. Selain itu, ada kata “REYOG GARAPAN”, ”REYOG FESTIVAL”, “TABUHAN”, dan masih banyak lagi juga sering diucapkan teman-teman. Kali ini saya ingin membahas sedikit yang telah terdengar dan masih ada dalam ingatan tentang “OBYOKAN”.
Mari kita kembali ke judul, “OBYOKAN”. Sejak saya ikut disalah satu paguyuban Reyog di Ponorogo, cukup sering mendengar kata tersebut. Selain itu, ada kata “REYOG GARAPAN”, ”REYOG FESTIVAL”, “TABUHAN”, dan masih banyak lagi juga sering diucapkan teman-teman. Kali ini saya ingin membahas sedikit yang telah terdengar dan masih ada dalam ingatan tentang “OBYOKAN”.
Menurut apa yang terlihat mata, “OBYOKAN” pada umumnya merupakan hiburan
tradisional khas Ponorogo berupa Tari Warok, Jathil, Bujangganong/ Ganongan,
dan Tari Reyog/Barongan yang diiringi tabuhan sekelompok Pengrawit Reyog.
Terkadang dalam “OBYOKAN”, Tari Kelana juga di ditampilkan, namun sangat jarang
sekali. Di sini, kecuali Jathil, penari ataupun pengrawit tidak hanya orang tertentu
atau yang ditentukan saja, warga sekitar yang bisa menari/menabuh juga
dipersilahkan berpartisipasi, asalkan mampu. Biasanya tarian yang diminati
warga adalah Tari Ganongan dan Tari Reyog/Barongan. Sedangkan penari Jathil
sudah ditentukan sebelumnya. “OBYOKAN” juga sering disebut “GEBYAKAN”.
“OBYOKAN” dipentaskan dalam acara/hajatan seseorang atau perkumpulan. Misalnya, Syukuran RT, Lurah, Camat, atau Bupati baru, khitanan, pernikahan dan lain-lain. “OBYOKAN” dipentaskan di suatu tempat, kemudian berjalan berpindah tempat apabila yang mempunyai hajat menghendaki.
Seperti itulah sedikit cerita tentang “OBYOKAN”. Yang menarik di sini, hiburan tersebut terdengar dan terasa penuh energi. Energi cinta untuk menjaga dan merawat kesenian khas leluhur yang melegenda di Bumi Pertiwi. Meskipun terdengar kabar burung tentang sisi negatif “OBYOKAN”, Ayo Generasi Penerus! Kita meneruskan dengan cipta, rasa, dan karsa yang positif. Salam damai!
“OBYOKAN” dipentaskan dalam acara/hajatan seseorang atau perkumpulan. Misalnya, Syukuran RT, Lurah, Camat, atau Bupati baru, khitanan, pernikahan dan lain-lain. “OBYOKAN” dipentaskan di suatu tempat, kemudian berjalan berpindah tempat apabila yang mempunyai hajat menghendaki.
Seperti itulah sedikit cerita tentang “OBYOKAN”. Yang menarik di sini, hiburan tersebut terdengar dan terasa penuh energi. Energi cinta untuk menjaga dan merawat kesenian khas leluhur yang melegenda di Bumi Pertiwi. Meskipun terdengar kabar burung tentang sisi negatif “OBYOKAN”, Ayo Generasi Penerus! Kita meneruskan dengan cipta, rasa, dan karsa yang positif. Salam damai!
No comments:
Post a Comment
. . . salam damai dan terima kasih atas komentar dari sobat blogger . . .