Akhirnya tergelar lagi pementasan Tari Reyog berjalan di depan rumah. Pementasan yang mulai jarang digelar ini, pagi dan sore (21-06-2011) mengobati kerinduan beberapa orang, khususnya masyarakat Mangkujayan termasuk saya. Semua golongan masyarakat, balita, anak, remaja dan dewasa, tampak menikmati pementasan Tari Reyog tersebut. Berikut cuplikan dari pementasan tersbut :
Tarian ini dibawakan salah satu Grup Reyog Singa Jala Sutra (dibaca : Singo Jolo Sutro) dari Jalan Prajuritan yang ditanggap salah satu warga Desa Mangkujayan Ponorogo untuk memeriahkan hajatan pernikahan. Tarian yang terdiri dari Tari Barongan, Tari Bujangganong dan Tari Jathil tanpa adanya Tari Warok. dan tarian Sang Raja Klana Swandana (dibaca : Klono Sewandono). Biasanya, dalam pementasan keliling penari Warok dan Klana Sewandana jarang ditampilkan. Namun, masyarakat sudah cukup terhibur, bahkan ada beberapa anak laki-laki dan laki-laki dewasa ikut menari layaknya penari yang tidak hadir. Berlenggak-lenggok, jungkir balik mengikuti irama gamelan Reyog yang khas.
Dari pementasan tarian Reyog keliling desa dapat diambil beberapa manfaat yaitu, memberikan hiburan menyenangkan dan gratis kepada masyarakat, dan juga menanamkan dan menumbuhkan semangat cinta kebudhayaan sendiri kepada masyarakat luas. Khususnya anak-anak yang merupakan penerus suatu generasi. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk mengulas Tari Reyog keliling desa. Mohon komentarnya manteman . . . .! Terima kasih yang banyak.
No comments:
Post a Comment
. . . salam damai dan terima kasih atas komentar dari sobat blogger . . .