Rasa Kidung, Engwang Suksma Adiluhung, Yang Widhi, Oleh Kridaning Gusti, Gelar Gulung Kersaning Kang Maha Kuasa - "REYOG"

7/28/2011

Warung Kopi Putrinya Mbah Tekluk

Warung Kopi atau sering diucap Angkringan, di Ponorogo, semakin hari semakin menjamur. Begitu juga masyarakatnya, dari anak-anak, remaja, sampai usia lanjut, menikmati wedang dan jajanan di trotoar pinggir jalan raya. Berbeda dengan diwaktu yang lalu, warung kopi bertempat di sebuah bangunan dari gedek / tembol dan pengunjungnya didominasi oleh orang tua dan usia lanjut.


Warung Kopi Putrinya Mbah Tekluk merupakan warung kopi turun-temurun yang didirikan oleh Mbah Tekluk. Warung kopi ini sudah ada sejak lama. Bertempat di pinggir timur jalan Jln. Soekarno-Hatta, di utara Pasar Stasiun Ponorogo, bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan Angkringan, buka lewat jam 12 malam, Mbah Tekluk menjajakan wedang, sego kering, berbagai gorengan seperti tahu, tempe dan lentho serta Djadah bakar sampai pagi menjelang siang.


Sekarang bukan Mbah Tekluk yang berjualan, melainkan putri beliau yang meneruskan. Beberapa minggu yang lalu, sepulang nonton wayang di SMAN 2 Ponorogo, Saya menyempatkan berkunjung, sekedar membeli segelas Teh Tubruk dan tentunya mengambil Djadah bakar yang istimewa. Di sana saya berkenalan dengan 2 pembeli, makelar motor yang mengantar ibunya ke Pasar dan seorang bapak yang juga pulang dari nonton wayang. Betapa nikmatnya ngeteh dan berbincang-bincang di waktu subuh. Beberapa hari yang lalu, saya juga berkunjung ke sana. Bersama teman, pagi hari menikmati bersama sego kering, wedang dan tentunya rokok serta melihat kesibukan di jalan raya yang bersemangat. Ya beginilah kota Ponorogo, santai, sejuk dan nyaman serta penuh semangat. Salam Damai . . . !

2 comments:

thenmust.threesetiadi said...

masuuukkk....!!
kapan2 langsung meluncur ke TKP,hehe....

SA1USATU said...

oi oi oi . . . . . TKP mana yg dimksut?

Post a Comment

. . . salam damai dan terima kasih atas komentar dari sobat blogger . . .