Pages

Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

2/25/2013

8/03/2011

Cipta, Rasa dan Karsa

Menyambut Bulan Suci Ramadhan, umat Islam berbondong-bondong berziarah/ Nyekar ke makam leluhur dan saudara yang telah meninggalkan dunia. Mereka berdo'a sesuai kepentingan masing-masing menghadap Sang Maha Pencipta, Pengasih dan Penyayang. Sehingga, suasana makam dan sekitarnya menjadi ramai namun tenang. Kegiatan ini menjadi berkah tersendiri bagi penjaga makam dan penduduk sekitar. Beberapa penduduk mencari rezeki dengan berjualan bunga.


Pagi itu (31/07), cuaca cerah melukis langit. Berdua dengan Bapak, kami pergi Nyekar ke kampung halaman Bapak di Kauman, Sumoroto. Sebelum Nyekar, kami mampir ke Petilasan Bantar Angin yang diceritakan turun-temurun, konon di sana merupakan tempat Kerajaan Bantar Angin berdiri. Kami menuju lokasi petilasan dan berzirah naik sepeda motor. Lokasi petilasan berada di barat daya Pasar Sumoroto. Dari pertigaan langsung belok kiri, setelah sampai di perempatan pertama belok kanan menuju ke barat. Sesampainya di pertigaan tinggal belok kanan. Bapak pernah bercerita, di sana terdapat tugu dan tumpukan batu bata kuno di tengah  lapangan dan sawah yang luas. Setiap akhir bulan Suro, di sini menjadi ramai, karena di adakan "Grebeg Tutupan".

7/26/2011

Kerajaan Bantar Angin

Subuh-subuh tadi, waktu berselancar di Eyang Google, mencari Biografi Alm. Mbah Kasni Gunapati atau terkenal dengan julukan "Mbah Wo Kucing", saya menemukan sebuah artikel yang membahas Babat Tanah Ponorogo Versi Beliau Alm. Cuplikan Babat ini di posting oleh salah satu Manteman Blogger "Eva basuki" dengan alamat Blog http://roadtobejournalist.blogspot.com/. Artikel yang panjang tersebut saya baca sampai selesai, kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Dengan berat dan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Mbak Eva, saya copy paste artikelnya. Berikut ini adalah hasilnya:
. . .

Menelisik Kembali Babat Tanah Ponorogo

Eleng-eleng o babat tanah Ponorogo
Soko Bantarangin, Prabu Klono Sewandono
Siswo kinasih, Sunan Lawu Browijoyo
Pecut Samandiman, ingkang kinaryo pusoko
Jumeglar-jumeglar, koyo goro yurnito
(Bumi Reyog – cipt. Dalang Poer)

Lagu berjudul “Bumi Reyog” diatas memang secara gamblang dan jelas menyatakan bahwa babat tanah Ponorogo dimulai dari adanya kerajaan Bantar Angin. Namun, menelisik sejarah babat tanah Ponorogo dan mencari data-data faktualnya sama rumitnya dengan mengkaji sejarah kesenian khasnya yaitu Reyog. Pasalnya, sampai kini belum ditemukan data dan fakta sejarah yang membuktikan bahwa tempat itulah (petilasan di Somoroto, Red) yang menjadi awal mula terbentuknya daerah yang bernama Ponorogo. Pun dengan kapan kerajaan itu berdiri. Atau, kerajaan apa saja yang muncul setelah kerajaan Bantar Angin. Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang kesemua jawabannya masih dalam tanda tanya besar. “Sulit dicari data-data faktualnya. Penelitian secara arkeologis juga belum pernah diadakan ” papar Rido Kurnianto, dari Unmuh Ponorogo.

4/12/2011

Tentang Legenda Reyog

Panggung Hitam
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor.(Sumber : Wikipedia) 

Sebagai warga Ponorogo asli, saya ingin mengetahui sejarah yang terdapat di kota kecil ini untuk menambah pengetahuan. Ayah saya yang lahir di desa Sumoroto, di mana di dekat daerah tersebut terdapat peninggalan sejarah Kerajaan Bantarangin, pernah bercerita tentang asal-usul Tari Reyog dengan bantuan buku yang dibelinya. Seingat saya, cerita di dalam buku tersebut mengisahkan Prabu Kelana Sewandana (Raja Kerajaan Bantarangin) yang berkeinginan mempersunting Dewi Songgolangit (Putri Kerajaan Kediri). Singkat cerita, Dewi Songgolangit memberikan satu syarat yaitu siapa yang dapat membawakan tontonan berupa hewan berkepala 2 akan dijadikan suami. Sang Prabu berhasil mempersunting dengan terlebih dahulu mengalahkan Prabu Singobarong dengan menggunakan senjata pecut Kyai Samandiman dan bantuan Patih Pujangganong serta menyanggupi persyaratan Dewi Songgolangit menampilkan tontonan hewan berkepala 2. Dan tontonan hewan berkepala 2 itu tidak lain adalah jelmaan Prabu Singobarong dan burung meraknya.

3/03/2011

Penelitian BP3 Trowulan di Balong Ponorogo

Sumber : Antara News
Penulis  : Destyan destyan

Ponorogo - Sejumlah arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Kamis, meneliti situs bersejarah berbentuk "patirtan" atau tempat mandi raja dan keluarganya di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo yang diduga peninggalan zaman kerajaan Mataram kuno.

Para ahli benda-benda bersejarah yang sengaja didatangkan oleh Dinas Pariwisata Ponorogo tersebut sempat melakukan pengamatan dan pengidentifikasian situs patirtan beserta dua buah arca yang ditempatkan di rumah menyerupai candi kecil. . . .

2/22/2011

Ditemukan Situs Sejarah Era Jayabaya

Oleh-oleh dari Liputan6.com  
Dirgo Suyono
Senin, 21 Februari 2010
Sebuah situs kolam tempat pemandian sejarah ditemukan di areal tanah milik warga Dusun Bendo, Desa Karang Patihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Situs tersebut telah tertimbun selama ratusan tahun sehingga warga sekitar tidak mengetahui keberadaannya.

8/08/2010

Asal Usul Ponorogo

Asal usul kata Ponorogo berdasarkan babad legenda berasal dari Pramana Raga. Menurut cerita rakyat yang berkembang secara lisan, Pramana/ Pono berarti Wasis , Pinter, Mumpuni dan Raga artinya Jasmani yang kemudian menjadi Ponorogo .

Gapura Makam R. Bathoro Katong
Awal mula berdirinya Kadipaten Ponorogo dimulai ketika Raden Katong sampai diwilayah Wengker , kemudian memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman yaitu di  Dusun Plampitan, Kelurahan Setono Kec.Jenangan. Daerah ini berlokasi di wilayah timur kota Ponorogo.
Dari catatan sejarah Ki Padmosusastro generasi 126 menyebutkan, R. Bathoro Katong dimasa kecilnya bernama Raden Joko Piturun atau disebut juga Raden Harak Kali. Beliau adalah salah seorang putra Prabu Brawijaya V dari garwo pangrambe ( selir yang tinggi kedudukannya ) . R. Bethoro Katong adalah adik lain ibu dengan Raden Patah. Setelah menjadi Adipati di Ponorogo bergelar Adipati Bathoro Katong. . . .