Beberapa hari yang lalu, penduduk Ponorogo dikagetkan dengan berita penemuan sebuah situs bersejarah. Lokasinya berada di Dusun Bendo, Desa Karang Patihan, Kec. Balong, Ponorogo. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Antok, arkeolog dari Universitas Udaya, situs tersebut berupa sebuah kolam pemandian peninggalan Era Jayabaya. Selain kolam pemandian, juga ditemukan beberapa patung dan waruga.
Berita tersebut membuat saya dan juga 2 teman dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo tertarik untuk melihat langsung di lokasi penemuan. Rabu (23/2) pagi, kami memutuskan berangkat. Sesampainya di lokasi, kebetulan kami bertemu dengan Bapak Antok, Bapak Kepala Desa Karang Patihan dan juga Bapak Sugiharto yang pernah masuk TV kemarin. He he... Tanpa pikir panjang, kesempatan langka ini kami manfaatkan untuk mencari informasi seputar penemuan situs bersejarah. . . . . .
Menurut cerita Bapak Kepala Desa dan Bapak Sugiharto, dulu kolam tersebut berjumlah 2 dan masih bisa digunakan warga sekitar untuk mandi. Air di kolam ini jernih yang bersumber di Gunung Jaran, tambah Pak Kepala Desa. Bapak Sugiharto juga menjelaskan, air dari sumber mengalir di dalam pralon yang terbuat dari kayu jati. Kemudian semenjak semakin gencar pergerakan Islam sekitar tahun 1965, pemandian ini dihancurkan dan ditimbun untuk mencegah kegiatan kepercayaan animisme-dinamisme.
Sementara waktu ini, peninggalan yang diketemukan 1 kolam, 2 patung dan 1 waruga. Selain bertemu dengan mereka, kami juga bertemu dengan utusan dari Museum Mpu Tantular dan Pemkab. Ponorogo. Meraka meneliti dengan seksama kolam pemandian, patung dan waruga serta lokasi di mana diketemukannya peninggalan bersejarah tersebut. Bapak Antok, arkeolog Universitas Udaya berpendapat, dimungkinkan di sekitar lokasi penemuan kolam pemandian ini terdapat candi yang masih tertimbun tanah. Berikut ini adalah foto-foto yang dapat kami abadikan :
Pagi beranjak menuju siang, awan mendhung juga mulai datang, sepertinya akan turun hujan. Setelah merasa cukup informasi, kami berniat untuk pulang. Kami hendak meminta ijin untuk pulang kepada bapak-bapak yang telah memberi informasi penting ini. Tetapi kami melihat meraka sedang berdiskusi. Entah tentang apa yang mereka diskusikan, kami langsung pergi saja meninggalkan lokasi karena sudah mulai gerimis. Kepada bapak-bapak yang saya hormati, kami mohon maaf. Terima kasih.
3 comments:
subhanallah..
mantaap terima kasih informasinya....semoga dengan pemberitaan ini pemerintah akan lebih peduli
berita ini sudah lama mas, keduakalinya saya kesana kondisi sudah beda, ada perbaikan irigasi sawah di timur lokasi, namun waruga, patungnya semakin lapuk...
Post a Comment
. . . salam damai dan terima kasih atas komentar dari sobat blogger . . .